Dokter dan Perawat RSUD Jayapura Terindikasi Cari Job Luar

1413

JAYAPURA, PapuaSatu.com – Diduga beberapa oknum dokter dan perawat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura, terindikasi mencari job luar demi keuntungan namun mengabaikan tugasnya di RUmah Sakit.

Sikap itu menjadi perhatian serius dari Komisi V DPR Papua. Komisi yang membidangi Kesehatan ini meminta kepada Managemen RSUD Jayapura untuk lebih memperhatikan para dokter dan perawat yang bertugas di Rumah Sakit.

“ tidak boleh ada toleransi lagi menyangkut dengan banyaknya perawat dan dokter yang sampai hari ini terindikasi bolos dari tugas. Banyak yang mencari job diluar,” ungkap Ketua Komisi V DPR Papua Yan Mandenas.

Komisi V DPR Papua juga meminta transparansi dalam pengelolaan manajemen  dan keuangan Rumah Sakit  Jayapura, terutama menyangkut hak dokter dan perawat.  ” hak mereka harus segera direalisasikan sehingga  tidak menjadi hambatan dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” nantinya.

Bahkan Komisi V  juga meminta Direktur  Rumah Sakit  Jayapura agar setiap pagi melakukan monitoring  dari ruangan ke ruangan, untuk mengetahui kondisi dan keberadaan pasien termasuk dokter yang menangai pasien tersebut.

“ hal ini dilakukan supaya mereka rutin untuk mengontrol, sehingga tidak ada ruang yang  mengakibatkan kurangnya pengawasan  dari Direktur Rumah Sakit. Akhirnya  banyak perawat dan dokter yang bolos,” ujar Yan.

Yan  juga meminta tegas kepada Direktur Rumah Sakit  Dok II Jayapura  agar Sumber Daya Manusia (SDM) yang menghambat pelayanan Ruhah Sakit harus segera dirotasi sehingga ada pembaharuan.”lebih baik kita menggunakan tenaga kontrak untuk melayani pasien  dengan baik ketimbang gunakan tenaga yang ada tapi tidak focus untuk melayani pasien,” tegasnya.

Bukan hanya itu, Yan mengingatkan kepada Rumah Sakit  untuk tidak menempatkan dokter koas  dan dokter mudah di Instalasi Gawat Darurat (IGD).  Harus menempatkan dokter yang profesional serta  siap melayani pasien gawat darurat  karena dokter koas dan dokter praktek  hanya bisa  di ruang rujukan pasian.

“ Ini hal – hal yang selama ini dibiarkan oleh rumah sakit akibat dari dokter-dokter senior yang banyak mangkiir dan terlalu banyak job di luar. Oleh karena itu,  semua dokter dan spesialis yang dibayar dengan tunjangan yang cukup  untuk mengabdikan diri kepada masyarakat papua  tidak boleh meninggalkan tempat tugas  sepanjang kewajiban dia yang harus diselesaikan,” ucapnya.

Politisi partai Hanura ini menegaskan, kalau memang para dokter dan spesialis tidak mampu lagi melaksanakan tugasnya, maka pihak Rumah Sakit  segera melakukan evaluasi untuk mencari dokter – dokter yang siap untuk melayani 1 kali 24 jam.

Sebab, menurut mantan Ketua DPD Partai Hanura Provinsi Papua ini bahwa dari pengamatan selama ini ada dokter Rumah Sakit  yang melayani  di Rumah sakit lain di Kota Jayapura. Akibatnya, mempengaruhi pelayanan di RSUD Jayapura.

“ masyarakat sekarang identik  itu masuk RSUD dok II bukan tambah sehat tapi tambah sakit dan mati di situ. Ini yang kita minta tidak boleh terjadi, kita akan benahi secara bertahap sampai  satu tahun ini rumah sakit ini harus beres, ” tuturnya.

Komisi V DPR Papua juga bahkan telah berkomitmen untuk  satu hari dalam sebulan berkantor di Rumah Sakit Dok II untuk mengawasi  dan mengetahui perkembangan  pelayanan kesehatan  termasuk berkoordinasi dengan pihak kepolisan dan kejaksaan.

“ Saya piker pihak kepolisian dan kejaksaan juga  siap apabila ada indikasi-indikasi,  silahkan di laporkan dan akan diambil langkah hukum agara ada efek jerah untuk semua pihak yang bertugas di rumah sakit. jangan masyarakat sudah masuk trus diterlanarkan di UGD, kemudian sampai di rawat inap juga diterlantarkan,” pungkasnya. [moza/loy]