Pendekatan Intelijen Dapat Digunakan Untuk Menangkan Pilkada

JAYAPURA, PapuaSatu.com – Stepi Adriani yang berprofesi sebagai dosen Inteligen di salah satu universitas ternama di Jakarta belum lama ini meluncurkan sebuah buku yang berjudul ‘Inteligen dan Pilkada’.

Buku bersampul ungu yang diterbitkan oleh Gramedia Pusaka Utama itu ditulisnya karena merasa penasaran kepada sahabat-sahabatnya yang tidak ikut terjun ke dalam dunia politik. Padahal para kerabatnya tersebut merupakan aktivis yang cerdas dalam menyuarakan segala hal.

“setelah saya tanya kepada mereka, ternyata alasanya karena tidak punya duit” ungkap Stepi dalam bedah buku tersebut di salah satu café di Kota Jayapura, Rabu (16/05/2018).

Oleh sebab itu, dirinya mencoba merumuskan sesuatu untuk bagaimana setiap orang dapat memenangkan pemilu dengan cara yang baru dan tidak selalu menggunakan uang, “maka hadirlah buku ini” katanya.

Stepi juga menegaskan bahwa ilmu inteligen dapat dipelajari oleh semua pihak. “dalam buku ini di Bab 1 dan Bab 7 saya memberikan penjelasan tentang definisi inteligen. Inteligen juga merupakan pemberi berita yang akurat sesuai fakta” ujarnya.

Stepi mengutarakan bahwa, Presiden Amerika ke 35, Jhon F. Kennedy pernah mengakatakan ‘percuma punya naluri inteligen namun tidak digunakan radarnya’. “jadi saat masuk ke dunia intelegen jangan berharap mendapat pujian. Tetapi kekita inteligen gagal maka masalah ini akan digembar gemborkan” tuturnya.

Lanjutnya, kegagalan dalam inteligen itu ada tiga hal yakni pengupulan data yang tidak akurat, analisa yang tidak tepat dan terakhir adalah pembuat keputusan.

“sebagai contoh Ken Arok berhasil mendapatkan tahtanya bukan karena kris Mpu Gandring dan perang berlumuran darah. tetapi strateginya adalah menggunakan seluruh anak buahnya untuk mencari tahu informasi lawan dan paa bawahannya ini tidak pernah disebutkan dalam sejarah” jelasnya.

Dikatakannya lagi, apabila seroang wanita ingin menjadi intel tidak perlu gemulai ataupun berpenampilan seperti pria. “jangan menilai orang dari fisiknya” katanya.

Diungkapkannya, Indonesia di jaman kepemimpinan Presiden Soeharto mempunyai bapak intelegen yaitu, Ali Murtopo yang merupakan orang kepercayaan Soeharto dalam segala hal. Karena Ali Murtopo adalah seorang pemikir yang hebat di jaman orde baru.

Berkaitan dengan politik dirinya menjelaskan lagi bahwa Negara demokrasi 70 persen menciptakan kesehjahteraan. “Cuma untuk di Indonesia hal tersebut belum bisa terwujud karena masih banyak praktek money politik” terangnya.

“Arena pertandingan pilkada sekarang telah bergeser ke dunia maya. Jadi sudah saatnya para pasangan calon merubah cara kampanyenya. Karena sekuat apapun tim sukses tapi kalao tidak punya leadership yg bagus maka percuma. Hal ini bukan hanya untuk pikada saja tetapi dapat digunakan dalam pileg dan pilpres juga” pungkanya.

Di dalam buku ini Stepi menguraikan apa itu inteligen dan bagaimana seseorang dapat menggunakan inteligen untuk memenangkan Pilkada, Pileg ataupun Pilres tanpa harus merogoh kocek yang sangat dalam.

Karena secara sadar dan tidak sadar setiap orang telah menggunakan kemapuan intelgensi dalam kehidupan sehari-hari untuk medapatkan sebuah informasi yang terpercaya dan akurat.

Dalam giat bedah buku tersebut nampak hadir Kapolda Papua, Irjen Pol Boy Rafli Amar, Pangda XVII/Cenderawasih Mayjen TNI George Elnasus Supit dan Ketua KPU Papua, Adam Arisoy sebagai narasumber.

Kapolda Papua. Irjen Pol Boy Rafli Amar mengakui bahwa pihaknya cukup senang dengan hadrinya buku ‘Inteligen dan Pilkada’ di Papua.

“karena saat ini kita sedang gembar-gembor untuk membangun pilkada yang aman dan damai. Paslon dapat menggunakan ilmu inteligen karena bukan saja jadi domain milik aparat Negara. Tetapi bisa digunakan siapa saja dalam segala hal untuk mencapai kesuksesan” kata Kapolda.

Kapolda juga menghibau kepada para tim sukses untuk tidak menggunakan kampanye hitam karena hal tersebut dapat menjebak dalam pelanggaran hukum.

“Tetapi dengan cara yang positif agar mendapat dukungan dari masyarakat. Bagi aparat, inteligen dalam pilkada ini sangat penting untuk maping daerah yang rawan terjadi konflik” katanya.

Kapolda juga mengatakan bahwa selama ini masyarakat menganggap inteligen adala suatu hal yang tabu. “itu salah, ilmu inteligen ini bisa dipelajari oleh siapa saja” singkatnya.

Ditempat yang sama, Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI George Elnadus Supit mengatakan bahwa Pilkada dan Intelegen sama seperti dua sisi mata uang.

itu sangat luas, dan dapat digunakna diberbagai aspek kehidupan baik di ekonomi, sosial budaya dan lain segalanya. Contoh sederhana saat saya akan keluar rumah kita lihat akan hujan atau tidak ya. Itu sudah termasuk ilmu intelegen” jelas Pangdam.

“Tim sukses kalau menguasai intelgen maka saya yakin pasti dapat memenagkan pilkada” kata Pangdam.

Sementara itu, Ketua KPU Papua, Adam Arisoy mengungkapkan bahwa dalam proses berjalanya Pilkada Papua lima tahun belakangan ini KPU Papua memiliki raport merah.

“Artinya selama ini informasi yang diberikan intelegen biarpun sedikit tetapi cukup penting” kata Arisoy.

“Kamipun berharap agar para tim sukses dapat belajar dari buku ini. Uang memang penting tapi bukan segalanya” pungkas Arisoy. [abe]