JAYAPURA, PapuaSatu.com – Aktivis pemantau Pilkada serentak 2018, Yan Matuan meminta kepada semua pihak termasuk media untuk hati-hati memberitakan hasil pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Papua yang sudah berlangsung, 27 Juni 2018.
Pasalnya, pemberitaan di sejumlah media baik nasional maupun lokal telah membangun opini yang meresahkan masyarakat .
Dimana opini yang dibangun seolah-olah pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Papua nomor urut I John Wempi Wetipo-Habel Melkias menang telak pada pilgub, 27 Juni 2018 beberapa hari kemarin.
Yan Matuan menegaskan, suara pilgub 27 Juni 2018 lalu belum masuk 100 persen ke pihak penyelenggara tingkat Provinsi, sehingga diminta kepada semua pihak untuk tidak membangun opini yang membuat konflik di tanah Papua, hanya karena menyampaikan data yang tidak akurat.
“Saya minta semua pihak harus untuk gegabah dalam menyampaikan berita yang tidak akurat hingga akhirnya memicu konflik bagi masyarakat. Kalau saling klaim makas masyarakat akan resah,” kata Yan Matuan ketika menghubungi PapuaSatu.com, Sabtu (30/6/2018) malam.
Yan Matuan mengatakan, untuk surat suara seharusnya KPU yang harus menyampaikan informasi. Sebab jika saling mengklaim, maka pasangan nomor ururt 1 Lukas Enembe-Klemen Tinal menang di wilayah Pegunungan dan suarat tersebut belum masuk ke KPU Provinsi.
Namun disayangkan karena banyak pemberitaan yang seolah-olah bahwa hasil Pilgub di Papua dimenangkan oleh JWW-HMS. “Ini opini yang menyesatkan dan kalau disampaikan seperti begini melalui media maka akan menjadi tragis sebagai pemicu konflik di tanah Papua,” ujarnya.
Sebelum konflik terjadi, Yan Matuan mengajak media agar lebih proaktif dalam mengambil sebuah data hasil pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Papua. “Silah saja saling mengklaim, tapi media harus mencari kebenaran itu melalui KPU,” tukasnya.
Hasil suara yang ramai dibicarakan disejumlah media, Yan Matuan membantah keras. Sebab, menurutnya proses hitung cepat atau Quick Count di Papua belum ada dan tidak diberlakukan di Papua karena geografis yang sangat sulit dijangkau.
“Papua ini bukan Jakarta sehingga harus hati-hati bicara. Kalau hal di paksakan maka menimbulkan pertanyaan. Apakah ini permainan intelejen atau siapa yang bermain atas opini-opini yang menyesatka. Saya minta harus tunggu hasil data akurat dari KPU buka dari lembaga atai kelompok mana pun,” tukasnya
Yan pun meminta kepada pusat agar tidak membuat kegaduhan di tanah Papua yang mengklaim bahwa JWW-HMS menang mutlak. “Kalau seperti ini maka merekalah yang membuat kekacauan di tanah Papua,” tukasnya.
Ditempat yang sama, Aguf Gombo yang juga tim pemantau pilkada 2018 mengharpakan kepada seluruh media untuk tetap menjaga situasi dan kondisi di tanah Papua yang sudah terjalin aman dan damai.
“Kita tau bahwa Papua merupakan rawan konflik. Jangan kita membuat satu kegaduhan yang nanti menimbulkan kekacauan ditengah-tengah masyarakat. Kami selaku anak negeri mengajak media agar memberitakan informasi yang benar dan sesuai fakta yang sebenarnya,” harapnya. [piet]