Sejarah 1 Mei Jangan Diputarbalikan Fakta

Caption : Pelaksanaan upacara peringatan Hari Kembalinya  Irian Barat Kepangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Foto :  (Moza/PapuaSatu.com)

JAYAPURA, PapuaSatu.com – Walikota Jayapura Dr. Drs Benhur Tomi Mano MM meminta untuk tidak memutarbalikan fakta sejarah terhadap kembalinya Irian Barat ke pangkuan NKRI.

“Tidak ada lagi yang memperdebatkan sejarah yang sudah dinyatakan sah terhadap kembalinya Irian Barat ke Pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dirayakan setiap 1 Mei,” kata Walikota di Taman Imbi Jayapura belum lama ini.

Walikota menegaskan, peringatan hari kembalinya Irian Barat ke pangkuan NKRI yang dipusatkan di Imbi Kota Jayapura pada Selasa 1 Mei 2018, harus benar-benar  memberikan pemahaman sejarah kepada anak-anak  baik itu TK, SD maupun SMP. “Mereka harus tahu bahwa  tanggal 1 mei 1969  Irian Barat sudah kembali kepada NKRI,”tegasnya.

Untuk itu orang nomor satu di Pemerintahan Kota Jayapura ini mengajak semua lapisan masyarakat untuk fokus mengisi pembangunan baik di dunia pendidikan, kesehatan, infrastruktur, kebodohan, maupun kemiskinan.

“Kita sekarang harus bangkit dan membenahi Papua ke depan sehingga setiap tanggal 1 Mei Kota Jayapura  selalu melaksanakan upacara di pusat Kota. Sudah sah sehingga sejarah tidak bisa lagi diputarbalikan,” tukasnya.

Dikatakannya, pelaksaan peringatan masuknya Irian Barat ke NKRI pada Tahun 2018, pemerintah Kota Jayapura melibatkan masyarakat dari lima distrik yang ada di Kota Jayapura. “Lima distrik yang dilibatkan diharapkan dapat  melakukan sosialisasi kepada masyarakat lainnya,” harapnya.

Sementara Ketua Veteran Kota Jayaputa Jhon Ramandey meminta kepada pemerintah untuk memberikan perhatian terhadap kuburan – kuburan para pejuang  dan generasi dapat mempertahankan fakta sejarah serta membantu pemerintah dalam pembangunan  Papua.

“Berjuang terus, supaya sejarah 1 Mei jangan sampai hilang dan generasi penerus harus mempertahankan ini selama-lamanya karena negeri ini tetap berada didalam pangkuan ibu pertiwi,” pungkasnya. [moza/loy]