Umat Islam Diajak Memaknai Idul Adha untuk Jalin Persatuan dan Kesatuan

1526
Umat Islam yang memadati Lapangan Brimobda Papua, Kotaraja untuk melaksankan shalat hari raya Idul Adha 1439 H/2018 M
Umat Islam yang memadati Lapangan Brimobda Papua, Kotaraja untuk melaksankan shalat hari raya Idul Adha 1439 H/2018 M

JAYAPURA, PapuaSatu.com – Momen hari raya Idul Adha 1439 H/2018 M, umat Islam diajak memaknainya dengan memupuk rasa persatuan dan kesatuan.

Hal itu diungkapkan Ust. Burhanudin,S.HI, M.HI dalam khotbahnya di depan ribuan umat Islam yang mengikuti ibadah shalat Idul Adha di lapangan Brimobda Papua, Kotaraja, Rabu (2/8/2018).

Di Hari Raya Idul Adha yang juga disebut hari raya haji, karena saat tersebut ribuan umat Islam sedang menunaikan ibadah haji sebagai penyempurnaan dalam melaksanakan rukun Islam, semua jamaah haji diwajibkan mengenakan pakaian ihram, yakni pakaian putih-putih, sehingga semua tampak sama.

“Ibadah haji merupkan simbol pemersatu umat yang sangat ideal, di tengah persatuan umat yang semakin rapuh, di tengah umat sangat mudah dipecah belahkan dengan kepentingan ekonomi politik dan sossial,” ungkapnya.

Dikatakan, umat harus kembali melihat eksistensi jati diri mereka dengan mengaplikasikan apa yang diajarkan dalam ibadah haji. Yakni dengan pakaian yang sama, menunjukkan kesamaan akidah, tujuan dan cita-cita.

Yang mana, ibadah haji yang diawali dengan niat karena Allah SWT semata, sambil menangalkan seluruh atribut pakaian yang seringkali menunjukkan dan menampilkan identitas dan status sosial seseorang, menggantinya dengan pakaian ihram (putih-putih) tidak berjahit.

“Karena pakaian menurut kenyataan dan menurut Al-Quran memiliki fungsi pembeda antara seseorang atau antara kelompok tertentu dengan lainnya. Dan ini seringkali menampilkan perbedaan status social dan status ekonomi , politik dan profesi,” ujarnya.

Saat ditemui wartawan usai pelaksanaan shalat idul adha, Ust. Burhanudin mengungkapkan bahwa esensi penyembelihan hewan kurban dengan membagi-bagikan sebagai daging kurbannya kepada semua tetangganya tanpa membedakan suku, agama, ras dan golongan, adalah untuk memupuk rasa social, dengan membantu sesamanya atas rizki yang dikaruniakan Allah SWT.

Sementara itu, sesuai laporan pihak pengurus Badan Kontak Masjid dan Mushola (BKMM) se-Kotaraja yang meliputi 11 masjid dan musholla, secara keseluruhan hewan kurban yang dipotong di masing-masing masjid dan musholla ada 100 ekor sapid an empat ekor kambing.[yat]