JAYAPURA, PapuaSatu.com – Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi Kopi Indonesia (LSP-KI), Edy Pangabean berharap ke depan Indonesia tidak hanya mengekspor kopi ke Luar Negeri, tapi juga dapat mengekspor para barista dari Indonesia ke Luar Negeri juga.
“Itu adalah harapan kami. Maka lewat kegiatan Sertifikasi yang dilaksanakan di Papua oleh BEKRAF, saya harap hal tersebut bisa terealisasikan,” harapnya.
Maka, dalam kegiatan Sertifikasi tersebut, BEKRAF dan LSP Kopi Indonesia terus mengeksplorasi aspek keterampilan dan sikap kerja barista di Papua. “Ya, apakah mereka betul kompeten terhadap skill dan tugas mereka,” katanya.
Ia menjelaskan ada beberapa proses untuk mendapatkan Sertifikasi, mulai dari pendaftaran, konsultasi dan pengumpulan bukti yang valid, autentik, terkini dan memadai. Sertifikasi ini tergolong berat karena sertifikat yang didapatkan dapat digunakan sebagai dasar bekerja di negara-negara di ASEAN.
“Ada lambang Garuda dan ASEAN di sertifikat tersebut, ini semua agar Negara disini mengakui profesi kita sebagai seorang barista dan tidak dipandang sebelah mata,” jelasnya.
Sementara itu, Risky Winarfa seorang barista asal Manokwari yang kompeten dalam Sertifikasi mengatakan bahwa uji kompetensi dalam kegiatan Sertifikasi ini sebenarnya tidak ada kesusahan yang ditemui.
“Tidak ada kesusahan, hanya 1 hal yang membuat kita merasa susah yaitu gugup,” ujar lelaki yang berprofesi sebagai barista sejak tahun 2014 lalu.
Setelah mendapatkan sertifikat dari BEKRAF sebagai barista yang kompeten, ia akan kembali ke Manokwari dan membentuk komunitas untuk para pecinta kopi.
“Kami para barista dari Manokwari akan pulang, bangun komunitas dan ajarin orang-orang yang mau belajar mengenal kopi lebih dalam,” tutupnya. [ayu]