2017, Dinkes Kabupaten Jayapura Temukan 865 Penyakit TBC

2314

SENTANI, PapuaSatu.com – Pemerintah kabupaten Jayapura melalui Dinas Kesehatan menemukan sebanyak 865 kasus penyakit Tuberculosis (TBC) di tahun 2017.

“Ya, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan pada tahun 2017 lalu  bahwa penyakit Tuberculosis (TBC)  menemukan sebanyak 865 kasus. Namun dari hasil ini masih kondusif  baik,” kata Wakil Bupati Jayapura Giri Wijayantoro, Sabtu (7/4/2018) akhir pecan kemarin.

Data yang diperoleh ini, Giri mengajak semua pihak untuk perlu bekerja keras dalam mencapai keberhasilan pengobatan. Karena dari hasil evaluasi yang dilakukan bahwa pada tahun 2016 lalu penyakit TBC mencapai 75 persen.

“Itu hasil evaluasi yang dilakukan pada tahun 2017. Persentase ini diharapkan kpada seluruh jajaran pelayanan kesehatan di jajaran Dinas Kesehatan kabupaten Jayapura untuk lebih memperhatikan pengobatan TBC tersebut,” katanya.

Lanjut Giri, pihaknya memberikan apresiasi atas upaya yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dan Komisi IX DPR RI atas advokasi sosialisasi Gerakan Masyarakat (Germas) Deteksi Dini Tuberculosis (TBC) di Kabupaten Jayapura yang berlangsung di Aula Lantai II Kantor Bupati Jayapura, Gunung Merah, Sentani, Kabupaten Jayapura, Sabtu (7/4/2018) pagi.

“Sosialisasi itu sebagai bentuk perhatian Pemerintah Pusat kepada Pemerintah daerah dalam mencegah adanya penyakit TBC bagi masyarakat di kabupaten Jayapura,” katanya.

Sementara itu, Kepala Seksie Tuberculosis Resistance Obat pada Kemenkes RI, Nurjannah, S.KM, M.Kes mengatakan, tujuan dari kegiatan advokasi dan sosialisasi Germas deteksi dini TBC untuk memebaskan masyarakat dari penyakit TBC.

Sebab menurutnya, ia menargetkan 2030 terjadi eliminasi TB bahkan hingga mencapai tahun 20150  yang akan dating. “Kita gak mungkin berhasil kalau tidak dilakukan upaya-upaya advokasi dan sosialisasi gerakan masyarakat atau germas deteksi dini TB seperti yang kita lakukan pada kali ini,” katanya.

Dikatakannya, sosialisasi yang dilakukan bukan hanya di level petugas kesehatan tapi harus disampaikan kepada masyarakat. “Ini yang paling terpenting dilakukan agar jangan sampai terjadi penularan Tuberculosis atau TB,” katanya. [tyi/loy]