Bersama Linkages, KPA Papua Perkuat Advokasi Pengidap HIV AIDS di Pegunungan Tengah Papua

974
Caption Foto : Foto bersama dengan pengurus KPA Papua dan Tim Linkages
Caption Foto : Foto bersama dengan pengurus KPA Papua dan Tim Linkages

JAYAPURA, PapuaSatu.com – Dalam memperkuat upaya penanggulangan terhadap penyebaran virus HIV-AIDS di wilayah pedalaman Papua, terutama di daerah Pegungan Tengah Papua, KPA Provinsi Papua menjalin kerjasama dengan USAID melalui program Linkages.

Ketua Harian KPA Provinsi Papua, Yan Matuan mengungkapkan bahwa, sebagai pengurus KPA Provinsi Papua yang baru dilantik pada Januari 2019 oleh Gubernur Papua, pihaknya sangat membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, seperti dukungan yang diberikan USAID melalui Program Linkages, baik berupa penguatan keorganisasian maupun teknis serta sisi anggarannya.

“Iya, dukungan dari USAID melalui program Linkages itu sangat kami butuhkan, dan tadi mereka (pengurus Linkages) sudah memaparkan programnya ke kami,” ungkapnya saat ditemui wartawan di Sentani, Jumat (1/2/2019)

Dan untuk mensukseskan program-program KPA dalam penanggulangan HIV-AIDS di Papua, pihak KPA Provinsi Papua sedang dalam tahap perekrutan relawan, yang pada Jumat (1/2/2019) kemarin telah mencapai sekitar seribuan relawan yang mendaftar. “Relawan ini akan kita bekali, dan akan kita gembleng nanti pada saat Raker,” jelasnya.

Sementara itu, Amri Yahya selaku Capacity Development Officer Linkages mengungkapkan, program Linkages di Papua dijalankan di lima kabupaten, yaitu Kabupaten Jayapura, Jayawijaya, Yalimo, Tolikara dan Kabupaten Lanny Jaya.

Selain itu juga memberi asistensi kepada Dinas Kesehatan Provinsi Papua dan KPA Provinsi Papua.

Khusus kepada KPA Provinsi Papua, pihak Linkages saat ini memfokuskan pada menguatkan struktur organisasinya, karena saat ini KPA Provinsi Papua kepengurusannya baru dilakukan pergantian.

Disinggung pemilihan kabupaten sebagai wilayah kerjanya, Candra mengungkapkan bahwa hal itu karena tingkat kesulitan dari sisi infrastruktus maupun layanan kesehatan yang dinilai sangat membutuhkan bantuan dan dorongan.

“Jadi bukan dilihat dari sisi jumlah pengidap HIV-AIDS. Kayak Nabire kan sudah banyak yang menangani dan dan dari sisi infrastruktur relative mudah,” ungkapnya.[yat]