Ketua KPA Papua : Pelayanan ODHA Tidak Cukup Dengan Pelayanan Medis

1817
Caption : Ketua Harian KPA Provinsi Papua Yan Matuan (tengah), didampingi Koordinator Devisi SDM Berni Pagawakdan Hamba Tuhan dari Tim Devisi Penyelamat KPA Provinsi Papua Pdt. Obet Wamo, memberikan keterangan pers di Kantor KPA Provinsi Papua, Dok II- Jayapura, Kamis (10/10/2019).
Caption : Ketua Harian KPA Provinsi Papua Yan Matuan (tengah), didampingi Koordinator Devisi SDM Berni Pagawakdan Hamba Tuhan dari Tim Devisi Penyelamat KPA Provinsi Papua Pdt. Obet Wamo, memberikan keterangan pers di Kantor KPA Provinsi Papua, Dok II- Jayapura, Kamis (10/10/2019).

JAYAPURA, PapuaSatu.com – Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Papua, Yan Matuan menyatakan, bahwa pelayanan yang dibutuhkan bagi para pengidap HIV AIDS atau disebut ODHA yang oleh KPA Papua disebut juga dengan tamu khusus, tidak cukup hanya dengan pelayanan medis.

“Kita tidak bisa hanya dilakukan dengan sistim pelayanan medis, tetapi pelayanan lewat hamba-hamba Tuhan,” ungkapnya saat ditemui wartawan di Kantor KPA Papua, Kamis (10/10/19).

Artinya, ujar Yan Matuan, dengan kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa, meskipun minum suplemen satu atau dua butir saja, pasien bisa sembuh.

Ditegaskan, bahwa selain melalui pendekatan kerohanian, pihaknya juga memberikan terapi melalui suplemen kepada para pengidap HIV AIDS. “Jadi beda KPA sekarang dengan yang kemarin,” ungkapnya.

Di kepengurusan KPA yang dilantik Gubernur Lukas Enembe, pada pertengahan Desember 2018 lalu, lebih focus pada peningkatan gizi para pengidap HIV AIDS.

“Kami lebih fokus ke memberi dana sedikit guna membeli makanan bergizi untuk asupan yang lebih bergizi, supaya ada keseimbangan dalam tubuhnya,” jelasnya.

Sebab, lanjutnya, yang diperlukan ODHA  tidak hanya hanya obat-obatan terus menerus, tapi juga harus ada asupan gizi yang baik.

“Sehingga kita mulai dengan mengumpulkan KTP untuk membuk rekening, supaya para ODHA ini bisa mengunakan itu dengan baik,” lanjutnya.

Selain itu, kata Yan Matuan,  KPA Papua juga mengadakan suplemen Purtier Placenta yang dibagikan gratis kepada ODHA. “Kami sudah lakukan uji coba kepada pasien ataupun kepada orang yang belum sakit. Suplemen ini ternyata ada dampak yang bagus, dan ada yang cocok,” jelasnya lagi.

Sehingga, kata Yan Matuan, meskipun harganya mahal, yaitu satu boks Rp 6 juta, pihaknya tetap membelinya.

Yan Matuan menegaskan, bahwa Purtier Plasenta bukan untuk menggantikan ARV yang selama ini didapat para ODHA melalui pelayanan di rumah sakit ataupun Puskesmas.

“Kalau dari rumah sakit (ARV), bagi mereka yang cocok silahkan jalan saja. Tidak ada saling menjelekkan, karena kita sama-sama punya tugas mulia untuk tangani orang sakit. Dan puji Tuhan ada jalan, dan sudah banyak yang makan, dan hasilnya bagus,” jelasnya.

Sementara itu, terkait dengan pembagian dana melalui rekening, baik untuk ODHA ataupun relawan yang telh direkrut beberapa waktu lalu, adalah bukan honor ataupun gaji, tetapi sekedar insentif untuk membeli makanan bergizi.

Koordinator SDM KPA Papua, Berni Pagawak menambahkan, bahwa pihaknya sedang melayani 1000 relawan di tahap pertama untuk pembagian dana Rp 500 ribu melalui rekening, yakni untuk relawan yang nama depannya berawalan huruf A. “Jadi kalau nama depannya b sampai z, itu bersabar, karena ini bertahap,” jelasnya.

Di kesempatan sama, Pdt. Obed Wamo, selaku tim kerohanian KPA Papua  mengungkapkan pentingnya pelayanan sisi kerohanian, disamping pelayanan medis.

“Saudara-saudara kita yang sakit (ODHA) ini perlu kita bawa, layani mereka, tidak hanya obat, tetapi secara rohani perlu kita layani dengan doa dan puasa, dengan pelayanan firman,” ungkapnya.

Sebab, dikatakannya, bahwa di dalam firman tuhan mengatakan bahwa “Bawalah semua yang sakit, yang lemah, punya beban dan persoalan, bawalah kepadaku”.

“Jadi saudara-saudara kita yang sakit ini, kami tim kerohanian dan seluruh tim KPA akan selalu menaruh waktu dengan puasa, dan melayani mereka dengan doa,” jelasnya.

Jadi, jelasnya, bahwa pihaknya percaya melalui doa dan beberapa langkah-langkah yang diambil oleh KPA Papua, pasti saudara-saudara kita yang sakit (ODHA)  akan dapat ditolong. [yat]