
Foto : Rektor Uncen Dr.Ir. Apolo Safanpo,ST,MT saat menyeerahkan kue ulang tahun kepada salah satu alumni Uncen yang kini menjadi Bupati Kabupaten Deiyai.(Jainuri/PapuaSatu.com)
JAYAPURA, PapuaSatu.com – 10 November 2017 yang secara nasional diperingati sebagai hari pahlawan, juga merupakan hari paling bersejarah bagi Universitas Negeri Cenderawasih (Uncen).
Karena tanggal tersebut juga merupakan tonggak sejarah berdirinya universitas pertama dan terbesar di Papua, yang kini genap 55 tahun berdiri di Kota Baru sebelum namanya diganti Jayapura.
Hal itu karena pada 10 November 1962, yang bertepatan dengan hari Pahlawan ke-17, Uncen resmi berdiri yang didasarkan pada keputusan bersama Wakil Menteri Pertama Koordinator Urusan Irian Barat dan Menteri Perguruan Tinggi Ilmu Pengetahuan : Nomor 140/PTIP/1962 yang disahkan dengan keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 389 Tahun 1962, dimana pada saat itu Irian Barat masih dibawah kekuasaan UNTEA.
Nama Universitas Negeri Cenderawasih ditetapkan oleh Pesiden Soekarno dalam Bulan Oktober 1962 atas saran Prof. Mr. Muhammad Yamin.
Universitas Negeri Cenderawasih secara resmi dibuka oleh Wakil Kepala Pemerintahan Republik Indonesia semasa UNTEA, Max Maramis pada tanggal 10 November 1962 pukul 20.00 waktu setempat, di suatu lorong depan kamar kecil dalam gedug Osiba (Oplending Scchool Voor Inheemsche Bestuurs Ambtenaren) di Hollandia Binnen (sekarang Abepura).
Dengan demikian, selain adanya kantor perwakilan pemerintah Indonesia, maaka universitas Negeri Cenderawasih merupakan salah satu instansi Pemerintah Republik Indonesia yang berdiri sebelum tangggal 1 Mei 1963 yang diperringati sebagai hari kembalinya Papua (Irian Barat) ke Pangkuan NKRI.
Pada saat berdirinya, Universitas Negeri Cenderawasih memiliki empat fakultas, yaitu : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan Fakultas Hukum, Ketatanegaraan dan Ketataniagaan (FHKK) yang berkdudukan di Kota Barau.
Dan dua fakultas berkedudukan di Manokwari, yaitu Fakultas Pertanian dan Fakultas Peternakan, yang dalam pelaksanaannya kedua fakultas tersebut disatukan menjadi Fakultas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan (FPPK) yang diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1964.
Selain itu, pada 1 Mei 1963 didirikan lembaga antropologi setingkat fakultas yang memiliki bagian penelitian, perpustakaan, museum antropologi dan pendidikan.
Demikian sekelumit sejarah berdirinya Uncen yang dikenang dan dibacakan di hadapan segenap civitas akademika Uncen di puncak peringatan dies natalisnya yang digelar di lorong depan kamar kecil dalam gedug Osiba (Gedung FISIP Uncen kampus Abepura) tempat Wakil Kepala Pemerintahan Republik Indonesia semasa UNTEA, Max Maramis pada tanggal 10 November 1962 pukul 20.00 meresmikan Uncen.
Setelah hening cipta untuk mengenang sejarah berdirinya Uncen, Rector Uncen Dr.Ir. Apolo Safanpo,ST,MT, bersama civitas akademika Uncen dan undangan melanjutkan dengan acara pemotongan tumpeng dan kue ulang tahun yang terpasang lilin angka 55.
Dalam kesempatan tersebut juga sekaligus dilakukan lounching jurnal sebagai media yang menuntut para dosen Uncen untuk melakukan penelitian hingga tingkat internasional, lounching Ikatan Alumni FISIP dan lounching website FISIP.
Ketua Panitia Peringatan Dies Natalis Uncen Ke-55 Tahun, Janviter Manalu yang juga dekan Fakultas Teknik Uncen mengungkapkan bahwa peringatan dies natalis dilakukan selama satu bulan sejak dicanangkan bulan dies natalis pada 7 Oktober 2017.
“Kegiatan dies natais Uncen, ada sepak bola, bola volley putra/i, ada lari karung, lomba kelereng, seminar nasional/internasional, dan banyak kegiatan lainnya yang telah kami laksanakan, dan hari ini puncak terakhir dies natalis,” ungkapnya saat ditemui wartawan, Jumat (10/11/2017).(ahmadj)