SENTANI, PapuaSatu.com – Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Jayapura dari berbagai sektor dalam kurun waktu lima tahun (2012-2017) terakhir terus meningkat.
Data dari Badan Pengelola Pendapatan Daerah (Bappenda) Kabupaten Jayapura mencatat, capaian PAD pada Tahun 2012 telah menyentuh angka Rp 32.544.334958 dan di Tahun 2013 naik hingga 41.914.407.615.
Kenaikan signifikan kembali terjadi di Tahun 2014 dengan capaian PAD mencapai Rp 80.133.491.088, namun di tahun 2015 sempat mengalami penurunan sekitar Rp 74.130.385.458,92, lalu di tahun 2016 kembali terjadi kenaikan yang signifikan mencapai Rp 87.231.713.769,46 dan di tahun 2017 dari target Rp 101.749.224.700,00, itu hingga di bulan September 2017 sudah terealisasi dengan capaian PAD mencapai Rp 67.501.418.653,94.
“Untuk kurun waktu lima (5) tahun terakhir yaitu, dari Tahun 2012 sampai Tahun 2017, dan secara umum untuk pendapatan daerah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,” ujar Kepala Badan Pengelola Pendapatan Daerah (Bappenda) Kabupaten Jayapura, Theopilus H. Tegay, SE, kepada wartawan diruang kerjanya, Rabu (11/10) kemarin sore.
Dikatakan, bahwa mengenai pendapatan, ada Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.
“Mungkin untuk hari ini (kemarin) lebih banyak saya hanya sampaikan berkaitan dengan pendapatan asli daerah (PAD). Jadi, sesuai dengan RPJMD kita dari Tahun 2013 sampai Tahun 2017, kita sudah sepakati dalam RPJMD itu kenaikan PAD atau pendapatan asli daerah itu minimal Rp 10 miliar setiap tahun,” ungkapnya.
Menurutnya, hal itu sudah dilakukannya sesuai target yang ada di RPJMD.
Dipaparkan, untuk target PAD di Tahun 2012 dari Rp 32.113.751.921 terealisasi dengan capaian Rp 32.544.334.958, di Tahun 2013 dari target Rp 34.516.471.560 dengan capaian PAD Rp 41.914.407.615, di Tahun 2014 mengalami kenaikan signifikan dari target Rp 69.423.015.948 dengan realisasi capaian mencapai Rp 80.133.491.088, sedangkan di Tahun 2015 mengalami penurunan dari target Rp 76.901.687.650 yang realisasinya hanya Rp 74.130.385.458,92.
Namun di Tahun 2016 kembali mengalami kenaikan signifikan dari target Rp 84.316.762.612,00 dengan realisasi capaian Rp 87.231.713.769,46 dan di Tahun 2017 dari target Rp 101.749.224.700,00 dengan realisasi capaian PAD hingga bulan September 2017 sudah tercapai Rp 67.501.418.653,94.
“Jadi, prinsipnya ada kenaikan atau mengalami surplus dalam realisasi pendapatan asli daerah (PAD) di daerah ini,” jelasnya.
Untuk tingkat presentasi selama lima tahun, yaitu di Tahun 2012 dari target yang ditentukan itu persentasenya 101,34 persen, untuk Tahun 2013 targetnya kita naikkan lagi itu dengan persentase 121,43 persen, di Tahun 2014 dengan target persentase 115,43 persen, sedangkan di Tahun 2015 mengalami penurunan 96,40 persen, di Tahun 2016 dengan persentase realisasinya itu 103,46 persen dan di tahun 2017 hingga bulan September sudah 66,34 persen.
Untuk merealisasikan target PAD Tahun 2017 ini maupun di Tahun 2018 nanti, berbagai terobosan kebijakan inovatif yang tidak membebani rakyat terus dilakukan.
“Khusus Tahun 2015 memang tidak mencapai target, karena realisasinya hanya Rp 74.130.385458,92. Inti tentunya dipengaruhi oleh dana BPJS yang tidak mencapai target. Sehingga mempengaruhi realisasi pendapatan asli daerah secara keseluruhan,” tuturnya. (piet/ahmadj)