JAYAPURA, PapuaSatu.com – Ribuan pemuda dan mahasiswa asli Papua yang tergabung dalam Front Rakyat Papua menduduki Taman Imbi, Kota Jayapura, Kamis (23/11/2017)
Tujuannya adalah meminta agar PT Freeport Indonesia yang saat ini beroperasi di Distrik Tembagapura, Mimika, Papua ditutup oleh Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Pak kedaulatan rovinsi Papua.
Salah satu anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Cenderawasih dalam orasinya mengatakan sejak PT Freeport beroperasi di Tanah Papua hingga hari ini sudah banyak sekali menelan korban jiwa.
“Bukan hanya dari TNI/Polri rakyat sipil juga ikut jadi korban sejak Freeport berdiri dan beroperasi di Papua. Jadi hari ini kami minta kepada pemerintah Provinsi dan Pemerintah Republik Indonesia untuk menutup Freeport dan tidak boleh lagi beroperasi di Tanah Papua” pungkasnya.
Aksi ini direncakanan akan berlangsung hingga malam hari dan kaum pria yang ikut dalam unjukrasa ini diharuskan melepas kaos ataupun baju yang digunakan sebagai suatu bentuk solidaritas kepada seluruh masyarakat Papua.
Berikut ini adalah tututan dari ribuan pemuda dan mahasiswa yang tergabung dalam Front Rakyat Papua. 1. Meminta Freeport ditutup dan kembalikan hak rakyat Amungsa demi mencegah konfilik kemanusiaan yang berkepanjangan di Freeport Tembagapura-Mimika.
Hal kedua yang menjadi tutuntannya adalah meminta untuk diberikannya akses bagi wartawan dan media internasional, demi objektivitas konlik di Tembagapura dan meminta TNI/Polri untuk menghormati kode etik jurnalis, demi berimbangnya informasi yang berkembang di Tembagapura Freeport- Timika.
Tuntutan terakhir adalah mengganggap Pemerintah Indonesia gagal dalam mensejahterakahn seluruh rakyat Indonesia yang nasibnya terabaikan di kawasan luar Papua sehinggag berdampak pada mobilisasi masyarakat Indonesia ke Papua yang tidak terkontrol berjuang pada ditemukannya masyarakat legal di kawasan Tembagapura sebanyak 334 orang. (Abe)