JAYAPURA, PapuaSatu.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua turunkan tim khusus untuk berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo, guna memastikan keabsahan informasi mengenai meninggalnya 11 warga yang diduga meninggal secara misterius di Distrik selama bulan Oktober 2017.
“Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, baik lembaga peduli kesehatan, lembaga keagamaan, tokoh agama, tokoh masyarakat, mahasiswa dan kelompok peduli lainnya yang melaporkan kondisi kesehatan di Samanege,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, drg. Aloysius Giyai, M.Kes di Jayapura, Jumat (20/10/2017).
Untuk saat ini, pihaknya belum bisa mengomentari lebih lanjut mengingat masih harus menunggu hasil laporan dari lapangan yang diharapkan selesai dalam beberapa hari kedepan.
“Kami sedang mengecek melalui tim yang turun, tak hanya di Yahukimo, kita juga mengecek di Nduga juga, pada prinsipnya kami bisa mempublish data, harus berasal dari data dari Dinkes setempat, kami membaca dari media maupun mendengar secara langsung tentu sudah menjadi atensi, sehingga tim bergerak cepat,” katanya.
Meski menjadi tanggungjawab Kabupaten Yahukimo, pria asal Deiyai ini menyebutkan bahwa pihaknya, tetapi bertanggungjawab dalam komitmen untuk mengeliminir dan mencegah penyakit.
“Kita harus akui bahwa kelemahan kita di daerah adalah pengolahan data, kedua masalah pelayanan kesehatan, teman-teman tidak peka terhadap kejadian yang terjadi di lapangan, kita sudah sering sosialisasi SOP terkait pelayanan, tetapi kondisi daerah juga menjadi perhatian terutama akses pelayanan maupun ketersediaan fasilitas seperti puskesmas dan pustu,”bebernya.
Menyoal penyakit menyebabkan 11 warga meninggal, Alo menambahkan bahwa pihaknya belum memastikan, mengingat pihaknya harus mengambil sampel dan diuji di laboratorium Kemenkes.
“Kalau puskesmas ada petugas, kalau pustu ini yang tidak ada petugas karena petugas sering keluar, nah hal ini yang menjadi kendala karena minimnya ketersediaan SDM kesehatan di puskesmas maupun pustu,”tuturnya.
Dirinya menuturkan bahwa kasus yang terjadi ini seharusnya menjadi “lampu merah” bagi pemerintah daerah untuk berbenah dalam pelayanan kesehatan, sehingga tidak timbul kasus serupa di kemudian hari.
“Kabupaten Yahukimo seharusnya bisa meningkatkan pelayanan kesehatan, karena alokasi dana kesehatan ini mencapai Rp. 128 milliar, ini menjadi catatan merah, seharusnya cakupan pelayanan kesehatan jangan begini-begini saja harus meningkat,”tuturnya.
Aloysius juga memberi perhatian bagi daerah-daerah yang masih memiliki rapor merah dan berpotensi terjadi kasus, seperti Nduga, Pegunungan Bintang, Intan Jaya, Puncak, Puncak Jaya dan Mamberamo Raya.
“Daerah-daerah ini kita harapkan agar bisa merekrut tenaga kesehatan, mereka harus mencontoh seperti kita rekrut Satgas Kijang,” ujarnya. (Heinz/Abe)