JAYAPURA, PapuaSatu.Com – Ketua Komisi V DPR Papua bidang pendidikan dan kesehatan, Yakobe Lokbere bersama anggota Bobirus Jikwa serta staf Komisi melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke RSUD Abepura, Rabu (19/7/2017).
Sidak mendadak yang dilakukan beberapa jam itu, Komisi V banyak menemukan berbagai permasalahan di rumah sakit, termasuk fasilitas seperti beberapa ruang tak layak difungsikan karena mengalami kerusakan yakni, plafon bocor, kamar mandi pasien sebagain tidak difungsikan karena merembet keluar dari kamar mandi, obat-obatan terumasuk keluhan para tenaga medis RSUD Abepura.
Dihadapan wartawan, ketua Komisi V DPR Papua, Yakoba Lokbere menegaskan, sidak tersebut merupakan tindaklanjut sidak yang dilakukan beberapa bulan lalu. “Kami datang kembali untuk memastikan hasil pembicaraan DPR Papua dengan Direktur RSUD Abepura, karena dalam pertemuan yang sudah dilakukan akan melakukan perubahan dalam waktu dekat,” kata Lokbere usai sidak kemarin.
Namun dari hasil sidak yang dilakukan masih menemukan sejumlah ruangan tidak ada perubahan seperti yang telah dijanjikan oleh Direktur RSUD Abepura, baik itu ruang bersalin, ruang anak, ruang bedah dan lainnya, termasuk IGD.
Seharusnya, menurut Lokbere, dari hasil pertemuan yang dilakukan beberapa waktu lalu sudah ada perubahan yang dilakukan Direktur meski tidak semua langsung membalikan telapak tangan. Namun kenyataannya masih ada masalah, padahal banyak dana yang dikucurkan untuk RSUD Abepura. “Jangan sampai ada kesan bahwa jabatan Direktur RSUD Abepura hanya slogan tanpa melihat fasilitas dana pelayanan di Rumah Sakit,” katanya.
Dikatakannya, jika direktur merasa kepercayaan yang diberikan hanya sementara untuk membenahi rumah sakit ini dari hal yang pernah terjadi pergantian direktur, mestinya yang bersangkutan menjadi solusi terhadap kekurangan yang ada. “Ini tidak dilakukan, malah yang terjadi persoalan datang silih bergantu, apalagi juga melihat atap ruang bersalin masih bocor. Kalau bocor maka bakal mengganggu konsentrasi pelayanan kepada pasien,” tuturnya.
Untuk itu Lokbere mempertanyakan keseriusan direktur RSUD Abepura dalam membenahi rumah sakit itu. “Dimana keseriusan direktur? Disini kami tidak ada kepentingan. Kepentingan kami adalah dengan rakyat Papua bisa mendapatkan pengobatan dan pelayanan kesehatan,” katanya.
Bahkan, menurutnya, hal-hal kecil saja tidak diperbaiki dan dibenahi, seperti tidak ada kipas angin di ruangan. “Padahal ini kecil, namun tidak bisa terbeli. Ini kan tidak masuk diakal. Jangan bangun gedung dulu, sementara setiap hari digunakan untuk pelayanan kesehatan masyarakat,” tandasnya.
Oleh karena itu, Komisi V DPR Papua mengingatkan direktur RSUD Abepura untuk segera untuk menyelesaikan ruang anak, ruang bersalin dan IGD.
“Jangan anda bicara akreditasi, kalau bicara akreditasi anda harus memaksimalkan hal-hal pelayanan yang kecil. Yang kecil saja anda belum lihat, sekarang jangan bermimpi untuk meraih akreditasi,” tegasnya.
Untuk itu, ia meminta direktur RSUD Abepura untuk segera melakukan pembenahan, termasuk di IGD, sebab jika sudah baik dan nyaman, tentu akan mencerminkan pelayanan di ruang lain tidak masalah.
Selain itu, Komisi V DPR Papua menemukan bahwa petugas di IGD terpaksa patungan untuk membayar tenaga cleaning service untuk membiarkan ruangan tersebut setiap harinya.
Sementara itu, anggota Komisi V DPR Papua, Bobirus Yikwa mengancam akan memending anggaran jika tidak mendengarkan saran-saran dari Komisi V DPR Papua atas sejumlah temuan permasalahan di RSUD Abepura. “Ya, kami akan pending anggaran untuk RSUD Abepura. Jika tidak serius melakukan pembenahan,” pungkasnya. [Nius]