Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli Amar. Foto : Arie Bagus
JAYAPURA, PapuaSatu.com – Kepolisian daerah Papua bersama jajarannya, kini tengah melakukan upaya perdamaian konflik di kabupaten Intan Jaya antara pendukung pasangan calon nomor urut 3, Natalis Tabuni – Yan Robert Koboyauw dan pasangan calon Nomor ururt 2, Yulius Yapugau- Yunus Kalabetme.
“Kami terus berupaya untuk meredam bentrok pasca pilkada yang terjadi di kabupaten Intan Jaya dengan melakukan upaya pertemuan antara dua kelompok bertikai untuk berdamai,” kata Kapolda Papua, Irjen Pol Drs. Boy Rafli Amar kepada wartawan usai Sertijab tiga pejabat utama Polda Papua, Jum’at (8/9/2017).
Jenderal Bintang Dua ini menegaskan, pertemuan yang akan dilakukan setelah kondisi di wilayah Kabupaten Intan Jaya mulai membaik, sehingga dalam menyikapi putusan yang dikeluarkan Mahkamah Konstitusi (MK) pada tanggal 28 Agustus 2017 lalu biusa diterima semua oleh masyarakat di kabupaten Intan Jaya.
Dimana putusan MK menetapkan pasangan calon nomor urut 3, yakni Natalis Tabuni – Yan Robert Koboyauw sebagai Bupati-Wakil Bupati Kabupaten Intan Jaya Periode 2017-2022. “Kami tidak ingin ada konflik yang lebih besar, sehingga kami berupaya untuk mempertemukan masing-masing kelompok bertikai untuk berdamai,” katanya.
Meski kini sedang melakukan upaya perdamaian, Boy mengaku, pihaknya tengan memeriksa sejumlah saksi yang diduga terlibat dalam kasus konflik yang terjadi selama ini. “Memang dalam hasil pemeriksaan yang dilakukan banyak anak-anak dibawah umur yang akan dijadikan pelaku dalam kasus konflik yang terjadi di kabupaten Intan Jaya,” katanya.
Boy menegaskan, sebelum dilakukan perdamaian ia meminta agar tidak ada gerakan masyarakat untuk berusaha melakukan aksi-aksi serupa dan apabila terjadi konflik lagi, maka tetap akan menangkap dan memproses para pelaku. “Kami suah mengantongi nama-nama para pelaku namun belum kita proses karena kami lebih dulu melakukan upaya perdamaian,” tukasnya.
Mengenai lumpuhnya aktifitas masyarakat roda pemerintahan di kabupaten Intan Jaya pasca konflik, Boy membantah keras ada isu tersebut. Pasalnya, pasca konflik Intan Jaya hingga saat ini kegiatan masyarakat berjalan normal.
“Kegiatan masyarakat disana normal nggak ada yang lumpuh. Kalau soal pemerintahan itu kan udah dari bulan Februari lalu bahwa banyak kantor yang tidak digunakan. Ingat peristiwanya bulan Maret ya, jadi pemerintahan banyak berkantor diluar seperti di Nabire,” cetusnya. (Abe)