‘Jalan Damai Menuju Sejahtera’

1825

JAYAPURA, PapuaSatu.com – “Lima tahun ia mengemudi dan mengeram gas sekuat-kuatnya untuk membangun dalam sukma perdamaian. Ia bekerja keras untuk mengubah Puncak Papua dari pegunungan yang sunyi, terisolasi, penuh bara konflik, dengan biaya hidup serba mahal itu menjadi daerah yang damai, terbuka, dan terkendali”.

Sinopsis buku ‘Jalan Damai Menuju Sejahtera’ ini dibacakan langsung oleh penulisnya, Ayu Arman saat melaunching buku tersebut disalah satu hotel ternama di bilangan ruko Pasifik Permai, Dok II, Kota Jayapura, Rabu (26/04/2018).

Buku yang diterbitkan oleh Nala Publihsing House ini memuat semua tentang Wilem Wandik dari masa kecil hingga menjadi Bupati pertama di Kabupaten Puncak.

“buku ini sengaja kami kemas dalam bentuk novel atau bacaan ringan agar siapapun bisa membacanya” kata Ayu Arman.

Ayu menegaskan bahwa ‘Jalan Damai Menuju Sejahtera’ ini bukanlah bukanlah basa-basi untuk menyanjung Wilem Wandik. “karena satu-satunya tokoh dari berbagai tokoh yang saya tulis dalam buku biografi hanya pak Wandik saja yang paling sulit saya tembus (temui, red)” ujar Ayu.

Karena sulit untuk bertemu Wilem Wandik, akhirnya Ayu memutuskan untuk mewawancarai lingkaran orang-orang terdekat dari Bupati pertama Kabupaten Puncak ini. “pertama adalah lingkarang keluarga baik itu dari mama dan bapa serta keluarga. Lingkaran kedua adalah teman-teman terdekat dan akademis” kata Ayu.

Dikisahkan Ayu, saat pertama kali mendengar kata Ilaga menurutnya kata Ilaga adalah kata yang sangat magis sekali. Karena penassaran, Ayu langsung searching di Google dan ternyata Ilaga tempatnya berada di pertengahan pulau Papua dan tertnggi di Indonesia.

“artinya ini daerah magis sekali. Kemudian baru saya mempelajari siapa sesungguhnya tokoh atau bupatinya. Ternyata bupatinya bukan sembarang bupati. Beliau mempunyai perjuangan hidup yang sangat survivor dari kecil. Bagaimana di Boga, Ilaga dan paling tesulit adalah ketika beliau mau melajutkan kuliah ke Nabire” kisah Ayu.

Bahkan, dirinya mengakui sempat menitihkan air mata saat menulis buku tersebut disaat ia harus mengisahkan usaha mama Martina yang berjuang melawan maut untuk melahirkan Wilem Wandik.

“jadi menulis buku biografi atau sekaligus membaca biografi sesunggunya kita belajar hidup dari sang tokoh dan saya berikan terimakasih atas kepercayaannya kepada saya untuk menulis ini artinya, saya juga belajar hidup bagaimana kita untuk selalu survivor dalam hidup ini” pungkasnya.

Ayu Arman sendiri adalah seorang penulis yang sangat produktif sejak awal kariernya sebagai penulis. Tema yang selalu diangkat dalam bukunya adalah budaya, perempuan dan biografi. Dilansir dari kabarpapua.co sebelum melanching buku ‘Jalan Damai Menuju Sejahtera’ ini Ayu Arman sejak tahun 2009-2015 telah menerbitkan 10 buku. Salah satunya adalah ‘Mengantar Raja Ampat ke Pentas Dunia’. [abe]