Cegah Dan Tanggulangi Bullying Tingkat SMP, UNICEF & UNIMUDA Luncurkan Program ROOTS

95

JAYAPURA, PapuaSatu.com – UNICEF & Universitas Muhammadiyah (UNIMUDA) meluncurkan Program Pencegahan Perundungan atau Bullying (ROOTS) tingkat SMP di Provinsi Papua, Selasa (29/6/21).

Menurut Staff Perlindungan Anak UNICEF, Dhiana Anggraeni mengatakan program ROOTS sendiri sudah dilaksanakan sejak tahun 2016-2018. ROOTS yang berarti akar, dimana anak-anak itu diibaratkan sebagai akar.

“Melalui program ini kami mau meningkatkan kapasitas anak-anak untuk menjadi agen-agen perubahan kebaikan bagi dirinya dan lingkungannya termasuk juga menyiapkan tenaga pendidik,” katanya disela-sela kegiatan di Hotel @Hom Abepura.

Dhiana sampaikan, kedepannya ia berharap Pemprov dapat menyiapkan sekolah yang lebih ramah kepada anak agar anak dapat bertumbuh, belajar dengan hati yang senang tanpa kekerasan. “Dari 2016-2018 program ROOTS ini sudah dilakukan di daerah Jawa dan berhasil menurunkan presentase kerundungan hingga 30 persen,” ujarnya.

Dikesempatan yang sama, Dekan FKIP UNIMIDA Sorong sekaligus Manager Program Kemitraan UNIMUDA Sorong & UNICEF, Nursalim mengungkapkan tingkat perundungan anak di usia remaja masih memuncak, maka perlu pendisiplinan dengan cara yang tanpa kekerasan juga. “Jadi kalau ada bullying, kita disiplinkan dengan menyenangkan. Tidak dengan cara kekerasan maka program ROOTS ini sangat tepat bila kita terapkan,” ungkapnya.

Untuk Provinsi Papua, Mursalim beberkan akan ada 3 daerah yang menerima program tersebut yakni Kabupaten Jayapura, Kota Jayapura dan Kabupaten Keerom.

Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK) Dinas Pendidikan dan Arsip Daerah Provinsi Papua, Laurens Wantik, mengatakan konsen dari Dinas adalah penguatan karakter sehingga ROOTS menjadi salah satu (program) yang akan didorong bersama untuk penguatan pendidikan karakter.

“Saat ini kami krisis penguatan karakter, kita lebih fokus ke pengetahuan sampai kita melupakan hal tersebut. Hasilnya ya sekarang ini, kita mau atur anak saja susah,” tuturnya.

Jadi, penerapannya nanti akan ditonjolkan pada aspek-aspek sosial karena bullying bukan hanya tentang kekerasan fisik, tetapi juga kekerasan verbal. “Kami akan mencoba melakukan penerapan tersebut di 3 kabupaten dulu, kalau berhasil, kami akan usulkan beberapa kabupaten kemudian,” pungkasnya. [ayu]