Jayapura, PapuaSatu.com – Anggota DPR Papua Papua, Lazarus Siep memberikan apresiasi kepada pemerintah, pihak keamanan, tokoh masyarakat dan keluarga konflik yang begitu cepat melakukan proses pedamaian atas kasus pembunuhan di Pasar Jibama, Wamena-kabupaten Jayawijaya-Papua, 19 Juli 2017 lalu.
“Kami apresiasikan karena Tokoh masyarakat dan pemerintah setempat dan pihak konflik langsung mengambil langkah untuk sepakat berdamai tanpa bayar kepala atau ganti rugi nyawa dalam konflik yang terjadi di Wamena. Proses ini patut jadikan contoh bagi daerah lain di pegunungan Tengah,” kata Lazarus Siep, Minggu (30/7/2017) kemarin.
Menurutnya, kesepakatan perdamaian antara kedua belah pihak karena tidak ingin pembangunan di Wamena terhambat hanya karena konflik yang berkepanjangan.
“Memang situasi pasca pembunuhan di Pasar Jibama sempat sempat tegang terutama dari keluarga korban yang tidak terima. Namun atas dorongan dari Tokoh masyarakat, agama dan pemerintah setempat akhirnya terjadi perdamaian,” katanya.
Lazarus mengemukakan, dirinya telah menyaksikan langsung bagaimana proses perdamaian yang berlangsung di Mapolres Jayawijaya, Jumat (28/7/2017) lalu. “Perdamaia saya saksikan sendiri, dan Kapolres Jayawijaya, DPRD Jayawijaya dan pimpinan dominasi gereja serta pemerintah. Kini tinggal proses patah patah,” ujarnya.
Dikatakannya, dari penelusurannya, kasus pembunuhan itu, berlatar belakang balas dendam saja, sehingga kedua belah pihak sepakat sekarang bukan lagi eranya perang, tapi membangun.
“Jadi, terima kasih banyak kepada pihak keamanan, pimpinan DPRP, tokoh gereja, TNI dan Polri Polres Jayawijaya, Polres Yahukimo, sampai dengan kesepakatan berita acara penyelesaian persoalan tanpa harus bayar kepala atau kerugian,” ujarnya.
Ditambahkan, hal itu menjadi salah satu contoh untuk wilayah gunung, sebab kebiasaan di pegunungan setelah masyarakat membunuh orang, mereka minta ganti rugi nyawa, itu bukan ratusan juta tapi miliaran. (Nius)