Isu Otsus Papua Masuk Janji Politik Prabowo – Sandi

782
Caption: Forum Konppres 2019 berpose bersama setelah Deklarasi Kongres Papua untuk Prabowo Presiden di Hotel Horison Jayapura, Sabtu (29/9/2018). Foto: Ist / PapuaSatu.com
Caption: Forum Konppres 2019 berpose bersama setelah Deklarasi Kongres Papua untuk Prabowo Presiden di Hotel Horison Jayapura, Sabtu (29/9/2018). Foto: Ist / PapuaSatu.com

JAYAPURA, PapuaSatu.com – Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2019 – 2024, Prabowo – Sandi mengangkat isu perpanjangan otonomi khusus (Otsus, red) Papua yang akan berakhir 2025 menjadi salah satu janji politik dalam pertarungan Pilpres 2019 mendatang.

Ketua Forum Konferensi Presiden (Konppres) 2019 Provinsi Papua, Petrus Yoram Mambai, mengatakan calon Presiden dan Wakil Presiden, Prabowo – Sandi siap memperjuangkan aspirasi masyarakat Papua terutama perpanjangan masa otonomi khusus (Otsus, red) sehingga tidak berakhir di tahun 2025 tapi seterusnya hingga rakyat Papua mencapai kemandirian.

“Jika  rakyat Papua  memberikan dukungan penuh  kepada pasangan calon   Presiden  dan Wakil Presiden periode 2019-2024, Prabowo Subianto dan Sandiaga Solahudin Uno, maka ada sejumlah  permasalahan yang siap diperjuangkan, seperti memperpanjang Otsus Papua sampai masyarakat Papua mencapai kemandirian,” kata Ketua Forum Konppres 2019, Petrus Yoram Mambai di Jayapura, Minggu (30/9/2018).

Menurut Mambai, Prabowo – Sandi juga memperjuangkan Papua bersubsidi ekonomi, 20.000 PNS untuk Papua, pemekaran 3 Provinsi dan 10 Kabupaten/Kota, sinergi dengan lembaga keumatan di Papua.

Dikatakan, pihaknya telah mendeklarasi Forum Kongres Papua untuk mendukung Prabowo  Presiden dengan 17 orang pengurus melambangkan konsitensi orang Papua terhadap hak berdirinya RI, sehingga arah dari aktivitas Konppres sesungguhnya mewadahi  aspirasi orang Papua  yang patuh akan cita – cita Proklamasi RI tahun 1945.

“Konppres lahir untuk mewadahi aspirasi  orang Papua  untuk mengkritisi. Pertama, kepimpinan  Negara yang tidak memiliki jiwa kenegarawan dan terjerumus ke dalam di kotonomi dan minoritas,” ujarnya.

Kedua, kepemimpinan Negara yang sengaja meninggalkan prinsip regenerasi nasional. Ketiga, kepemimpinan Negara yang gagal menurunkan angka kemiskinan. Keempat, kepemimpinan Negara yang lips service dan bias dalam pembangunan bangsa. Kelima, kepemimpinan Negara yang melindungi koruptor dan gerakan-gerakan fundamentalis.

Forum Konppres mengajak segenap WNI yang tinggal di Tanah Papua agar menjelang suksesi kepemimpinan nasional tahun 2019, menggunakan kesadaran iman selaku orang-orang yang  percaya kepada Tuhan.

“Agar pilihan menjadi kritis dan obyektif, tidak mencintai kekuasaan melainkan mengharapkan  perubahan  yang akan membawa orang Papua menuju kebangkitan dengan peradaban baru,” katanya.

Selain itu, forum Konppres memandang konstelasi  pemilihan  Presiden saat ini jelas – jelas  menampilkan program kerja dari  masing pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden.

“Kami forum Konppres sangat yakin pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia 2019-2024, Prabowo Subianto dan Sandiaga Solahudin Uno dipercayai rakyat memimpin  Indonesia  5 tahun kedepan,” ujar Petrus. [piet/loy]