JAYAPURA, PapuaSatu.com – Menyambut Pesta Demokrasi yang akan berlangsung beberapa hari lagi ke depan, Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Cipayung Provinsi Papua dan KPU setempat akan melaksanakan deklarasi pemilu presiden (pilpres) dan legistatif (pileg) yang damai dan aman untuk milenial Papua.
Ketua Panitia Pelaksana Deklarasi Pemilu Dalam untuk Milenial, Hebert Amohoso didampingi Sekretaris Andrian Kasela mengatakan, deklrasi pemilu damai Milenial rencana dilaksanakan, pada Sabtu (13/4/2019) di Taman Imbi, Kota Jayapura.
“Hajatan ini merupakan program dari KPU Papua dan pelaksanaanya diberikan kepada OKP Cipayung tanah Papua. Nama kegiatan adalah Deklarasi Milenial Vote Papua pemilu damai,” kata Hebert keterangan pers, Kamis (11/04/2019).
Dalam deklarasi tersebut, Hebert mengakui kaum milenial menjadi topik utama dan penting karena milenial menjadi salah satu komponen yang sangat besar dalam pemilu di tanah air dan ini terbukti dengan presentasi DPT nasional.
“Presentase DPT milenial se-Indonesia capai 30 persen. Ini mendominasi generas lainnya, atau kaum tua,” katanya.
Menurut dia, milenial menjadi suatu potensi atau menjadi mesin elektrolal dalam pemilu nanti, sehingga KPU menggandeng OKP Cipayung untuk ajak kaum milenial terlibat aktif pada pemilu nanti, laksanakan hak politik untuk mencoblos.
Ia membeberkan, bentuk kegiatan yang digelar nanti yakni pertama konsolidasi informasi tranformasi dan edukasi yang telah dilakukan oleh KPU yaitu melalui OKP Cipayung, KPU go to kampus dan puncak acaranya akan dipusatkan pada Sabtu nanti.
Semua kaum muda yang ada di Provinsi Papua akan menyatakan secara terbuka, untuk sukseskan pemilu 2019 di tanah Papua.
Apalagi dalam acara nanti akan diawarnai konser yang menghadirkan artis nasional seperti Mario Klau dan Ecko Show, artis timur dari Sulawesi dan artis lokal Papua berupa musik rap dan reagge sesuai animo kaum milenial.
Untuk itu, ia mengajak seluruh kaum milenial di Kota Jayapura agar dapat mengambil bagian pada kegiatan tersebut. “Sekali lagi, kami ajak semua milenial di Provinsi Papua untuk hadir dan datang pada acara puncak di Taman Imbi, acara ini gratis,” ajaknya.
Sementara itu, Ketua PMKRI, Beni Diktus Bame menilai bahwa persoalan politik di Papua cukup panas, sehingga peran milenial sangat penting pada pemilu nanti.
Dikatakan, hampir sebagian besar generasi milenial menilai bahwa politik ini sangat jauh hingga ke luar planet sana, padahal kita tahu bahwa mereka ini penentu arah politik dari yang terbaik menjadi baik atau sebaliknya.
Senada disampaikan Ketua HMI, Hariyanto Rumagia bahwa pemilu 2019 merupakan pemilu pertama dalam sejarah bangsa yang menggabungkan pemilu presiden dengan pemilu legislatif.
“Pemilu 2019 ini melibatkan lima elemen penting yaitu pilih presiden, DPD, DPR RI, DPRP dan DPRD. Oleh karena itu untuk ciptakan demokrasi yang hebat, profesional dan bermartabat perlu melibatkan generasi milenial sebagai generasi penerus bangsa,” katanya.
Putra Andriano selaku Sekretaris GMNI Kota Jayapura menyampaikan terima kasih karena pihak KPU Provinsi Papua mau melibatkan OKP Cipayung untuk bekerjasama dalam menciptakan pemilu 2019 yang aman dan damai serta mengajak kaum milenial untuk berpartisipasi aktif.
“Karna milenial cenderung apatis dengan sekitarnya dan su yang berkembang di kaum milenial adalah politik uang, tak hanya itu, komoditas para caleg adalah mencari basis suara. Maka sangat diharapkan dengan acara seperti ini milenial lebih aktif dan kritis dalam pemilu,”imbuhnya.
Ketua GMKI Kota Jayapura, Rafael Dviktor Tibul mengungkapkan bahwa baru kali ini OKP Cipayung di Papua mendapatkan kesempatan dari KPU setempat untuk memberikan pemahaman dan pencerahan kepada kaum milenial terkait pemilu.
“Ini pertama kali kami bersama KPU untuk buat suatu kegiatan dengan sasaran para milenial. Karena diantara kami sendiri sesama milenial atau kaum muda itu ada duri diantara daging, ada oknum yang ikut kampanyekan agar golput, ini jadi masalah dan tantangan bersama,” ungkapnya.
Padahal menurut Rafael, milenial merupakan salah satu penentu kebijakan masa depan bangsa dan negara, tentunya harus ke TPS untuk menyalurkan hak konsitusinya.
“Milenial ini juga jadi penentu suara lima tahun kedepan. Lima menit atau berapa menit dalam bilik suara itu sudah menentukan arah kebijakan negara. Jika milenial tidak ke TPS, maka akan menikmati air mata, bukan kesejahteraan,” katanya.
“Terkait kegiatan nanti, maka kami ajak milenial untuk ke TPS, apapun pilihannya jangan golput, tetapi ikut bertanggungjawab demokrasi diatas tanah Papua,” tambahnya. [ayu]