Solusi Jangka Pendek, SMA Negeri 4 Dibuatkan Drainase Atasi Banjir

960

JAYAPURA, PapuaSatu.com – Untuk mengantisipasi luapan air yang berlebihan, SMA Negeri 4 yang merupakan langganan banjir setiap hujan dikarenakan sekolah tersebur terletak diatas drainase.

Untuk itu, SMA 4 Yang terletak di kawasan Entrop, distrik Jayapura Selatan-Kota Jayaura ini membuka Drainase sebagai solusi jangka dalam mengatasi banjir yang berlebihan.

“Ini kesalahan dari awal namun karena sudah terlanjur makanya kami mau harus mengambil tindakan yaitu langkah perbaikan jangka pendek dengan membuka saluran dainase,” Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran (P & P) Provinsi Papua, Elias Wonda, S.Pd MH saat meninjau langsung lokasi SMA Negeri 4, Sabtu (16/3/2019).

Elias menyampaikan bahwaa beserta beberapa dinas terkait memberikan bantuan berupa pembangunan drainase keliling serta pagar. “Sekolah ini hampir tenggelam akibat tidak ada drainase jadi kami buat drainase keliling agar saluran air menjadi lancar,”ujarnya.

Hal serupa disampaikan juga oleh Ketua Komisi V DPRP Provinsi Papua, Kamasan Jack Komboy. “Ini memang sekolah yang berdiri diatas daerah resapan dan memiliki siswa dalam jumlah besar, jadi suda tidak bisa mundur lagi melainkan harus diperbaiki,”ucapnya.

Jack juga bersyukur karena dinas terkait sangat tanggap melindungi sekolah SMA Negeri 4 meskipun hanya bersifat sementara.

“Ya , namun dinas terkait juga harus melihat dan menghitung semua anggaran yg diperlukan sehingga bisa tahu hal apa yang dibutuhkan secara darurat agar ada perubahan baik dan kita sama-sama saling membantu,”tuturnya.

Sementara itu Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Kota Jayapura, Laba Sembiring mengungkapkan, banjir yang sering terjadi juga sangat meresahkan dan memberikan banyak kerugian.

“Kerugian material yakni aset-aset strategis seperti server, jaringan internet serta sarana ujian nasional seperti pc, semua itu kami harus gunakan di hari senin tanggal 18 Maret sedangkan tanggal 16  Maret kami baru penormalan,”ungkapnya.

Tak hanya itu, Sembiring menambahkan, dirinya telah menghubungi kepala bidang aset agar menghapuskan beberapa aset kita yang harus dihapuskan dan sesudah ditafsir itupun nilainya tidak sedikit. Dirinya juga mengatakan ada hal yang tidak bisa dinilai dengan rupiah yaitu nilai inmateril.

“Saat anak-anak murid tidak mendapatkan 1 jam pelajaran tatap muka seperti yang kami targetkan dalam rencana kerja itu merupakan 1 kompetensi dasar, artinya itu akan menjadi kerugian yang tidak bisa dinilai dengan uang dan itu baru satu kompentensi dasar, belum lagi kalau seminggu kami sibuk urusi lumpur dan banjir, itu sangat rugi,”tambah Sembiring.

Pada kesempatan ini, ketua komite SMA Negeri 4 Jayapura, Marthen Bosawer,SE menyampaikan terima kasih kepada Dinas P dan P serta Ketua Komisi V yang bersedia memberikan bantuan jangka pendek kepada SMA Negeri 4 Jayapura.

“Akibat bencana banjir kemarin, hal itu mendorong dinas-dinas terkait agar langsung terjun dan berikan bantuan kepada sekolah ini, saya sangat berterima kasih,”imbuhnya.

Marthen berharap dikemudian hari sekolah SMA Negeri 4 terbebas dari banjir. “Dengan adanya drainase, semoga SMA Negeri 4 tidak jadi langganan banjir lagi,”pungkasnya. [ayu/loy]