Peringatan Hari Bela Negara untuk Rakyat Selalu Belajar dari Pejuang

481

KEEROM, PapuaSatu.com – Perigatan Hari Bela Negara Tahun 2018, yang dilaksanakan serentak di seluruh tanah air, termasuk di Kabupaten Keerom mengajak seluruh rakyat Indonesia senangtiasa selalu berlajar dari para perjuangan bangsa.

Bahkan sejarah mencatat Republik Indonesia bisa berdiri tegak sebagai bangsa yang berdaulat.

Selain itu sejarah juga mencatat bahwa membela negara tidak hanya dilakukan dengan kekuata senjata akan tetapi dilakukan oleh setiap  warga negara dengan kesadaran untuk membela negara.

Hal itu diungkapkan Presiden RI Joko Widodo dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Bupati Keerom MUH Markum, SH.MH.MM pada perigatan Hari Bela Negara Tahun 2018 pada Upacara Bendera yang dilaksanakan dihalaman Kantor Bupati Keerom, Senin (17/12). Yang diikuti  ASN,TNI dan Polri di Kabupaten Keerom.

Pada momentum Hari Bela Negara tahun 2018, ia mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk melakukan aksi nyata dalam pembelaan negara. Karena di erah ketergantungan terhadap tehnologi informasi telah membuat kita semua cara pandang terhadap berbagai kemungkinan ancaman.

“Apalagi memasuki era melanium empat nol ini telah barang tentu tandangan dan ancaman terhadap kedaulatan negara, keutuhan negara maupun keselamatan segenap bangsa, tidak lagi bersipat tradisional atau ancaman militer akan tetapi telah berispat multidimensional dan berada disetiap lini kehidupan memasuki era melanium ini,” lanjutnya.

Oleh sebab itu , dalam bentuk aktualisasi kecintaan terhadap tanah air atau patritisme atau nasionalisme sudah barang tentu jauh berbeda dengan era perjuangan para pendahulu. Karena bentuk dan ancaman yang dihadapi berbeda.

Oleh karena itu, diminta bagi sulurh rakyat Indonesia khususnya para generasi muda untuk senangtiasa kritis terhadap upaya memecah belah bangsa, merendahkan martabat bangsa dan senangtiasa waspada terhadap upaya interprasi idioligi dengan cara yang sangat halus dan kekinian serta igin merubaha atau menggantikan pancasila dan igin memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Karena para genarasi mudah adalah pemimping masa depan bangsa harus berperan dan bangga dengan keindonesia serta harus hebat untuk dirinya untuk bangsa dan negara,” tuturnya.[alf]