WAMENA, PapuaSatu.com – Calon gubernur Papua nomor urut 2, Jhon Wempi Wetipo (JWW) mengaku prihatin soal belum adanya panti rehabilitasi bagi korban Narkoba padahal, persoalan Narkoba yang di Papua korbannya hampir 90 persen anak–anak Papua.
“waktu kita tes narkoba ada keluhan di BNN kalau di Papua ini tidak ada Panti rehabilitasi korban narkoba” tutur JWW dalam rilis tim media Josua yang diterima PapuaSatu.com, Kamis (19/04/2018).
Dirinya juga mengisahkan, ketika berkampanye di wilayah adat Tabi, ia sempat mendatangi Lapas Narkoba, Doyo Baru dan melihat langsung bahwa banyak putra asli Papua yang berada di lapas tersebut.
“di Lapas doyo kita mendengar langsung keluhan mereka, dimana mereka harus menjalani rehabilitasi di luar Papua dan itu butuh biaya yang mahal, selain itu tidak ada pelatihan bagi mereka. Mereka ingin ada panti rehab di Papua, kemudia mereka juga harus mendapat pelatihan dunia kerja sehingga ketika mereka keluar langsung memulai dunia kerja agar tidak lagi terjerumus pada hal yang sama,”ujarnya.
Lanjutnya, jika Tuhan berkenan, dirinya bersama Habel Melkias Suwae (HMS) memimpin Papua tentunya ini akan mendapatkan perhatian yang lebih dari pasangan tersebut. Karena ini adalah Pekerjaan Rumah (PR) yang harus diselesaikan pemerintah bersama BNNP.
Sebelumnya, kepala BNN Jayapura, Arianto kapada wartawan di Sentani, Rabu (20/9/2017) lalu mengaku dalam kurung waktu satu tahun, Badan Narkotika Nasional Kabupaten Jayapura tengah melakukan rehabilitasi terhadap 54 penguna narkoba, ada yang di rujuk ada yang rehabilitasi di tempat.
“ke 54 orang yang sedang direhabilitasi paling banyak pelajar, mereka ada yang pecandu, penyalahguna dan korban penyalagunaan narkoba,” katanya.
Dari jumlah tersebut dua orang yang sudah di rujuk untuk direhabilitasi di balai rehabilitasi Baduha Makasar. Sedang sisanyaa dilakukan rehab rawat jalan, agar tidak mengangu aktifitas belajar di sekolah.
Proses rahabilitasi ini dilakukan untuk menyembuhkan mereka yang terlibat narkoba, namun ada juga penguna narkoba yang tidak mau melapor untuk di rehabilitasi karena takut.
Kendala BNN selama ini tidak memiliki panti rehabilitasi di Papua, sehingga BNN berharap ada perhatian serius dari pemerintah provinsi Papua dan kabupaten kota untuk membangun panti rehabilitasi. [tim Josua/abe]