LE dan JWW Saling Serang Dalam Debat Cagub Papua

Pasangan Lukmen dan JOSUA ketika menunjuk nomor urut usai pencabutan nomor urut pada Pleno KPU, Rabu (21/2/2018) siang. (Abe/PapuaSatu.com)

Caption foto : Pasangan LUKMEN dan JOSUA ketika menunjuk nomor urut usai pencabutan nomor urut pada Pleno KPU, Rabu (21/02/2018) siang. Foto : Arie Bagus/PapuaSatu.com

JAYAPURA, PapuaSatu.com – Dua calon gubernur Papua, Lukas Enembe dan Jhon Wempi Wetipo saling serang pertanyaan dan pernyataan, dalam debat kandidat calon gubernur yang dilaksakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Papua di Hotel Aston Jayapura, Sabtu (21/04/2018).

Disesi kedua debat tersebut, calon gubernur Papua nomor urut 2, Jhon Wempi Wetipo (JWW) mempertanyakan indikator apa saja yang telah dilakukan pasangan calon nomor urut 1, Lukas Eneme – Klemen Tinal (LUKMEN) selama memimpin Papua dalam lima tahun belakangan ini.

Selain itu, JWW juga mempertanyakan apa arti sesunguhnya dari visi-misi pasangan calon nomor urut 1 yakni, Papua Bangkit, Mandiri dan Sejahtera.

Karena menurutnya tagline yang dibawa oleh pasangan LUKMEN sejak periode pertama ini sama sekali tidak ada bukti dan wujud nyatanya hingga saat ini.

“karena itu, hari ini saya dengan Pak Habel Suwae menawarkan konsep Papua Cerdas. Salah satu langkah yang akan kita lakukan adalah membebaskan biaya SPP untuk seluruh mahasiswa di perguruan tinggi di Papua” kata JWW.

“dari  visi-misi Papua bangkit, Mandiri dan sejahtera itu indikator yang sudah dilakukan itu apa? Tapi kalau hanya ingin menyampaikan asumsi saat ini kita tidak bicara asumsi tapi bicara program. Bagaimana  menawarkan kepada rakyat agar bisa memberi solusi kepada rakyat” tambah JWW.

Menjawab pertanyaan itu, Lukas Enembe (LE) mengatakan bahwa apa yang dilakukannya selama menjabat sebagai Gubernur Papua itu sangat jelas dan sudah terbukti serta telah dirasakan masyarakat.

“apa yang telah kita lakukan itu jelas dan terbukti. Karena semua pembangunan di Papua ini bukanlah program dari pemerintah pusat. Karena visi-misi kami itu kebangkitan, kemandirian dan kesejahteraan” katanya.

Bangkit, kata LE, adalah bangkit diatas negeri sendiri. “yang ingin kita bangkitkan adalah mengangkat harga diri dan martabat seluruh masyarakat Papua” ujar LE.

Sementara kemandirian adalah, mengajak rakyat menuju kemandirian. Orang Papua harus mandiri dalam segala hal agar dapat membangun Papua lebih baik.

“kalau kesejahteraan kita harus sejahtera tidak sederhana dan orang Papua harus sejahtera. Banyak hal yang sudah kita lakukan dalam kebangkitan, kemandirian dan kesejahteraan” tukas LE disabut tepuk tangan dan riuh pendukungnya yang menyaksikan debat tersebut di lantai III Hotel Aston.

Selanjutnya, calon wakil gubernur Papua nomor urut 1, Klemen Tinal melontarkan pertanyaan kepada pasangan calon gubernur Papua nomor urut 2, Jhon Wempi Wetipo-Habel Melkias Suwae (JOSUA) tentang apa yang akan diperbuat dalam upaya meningkatkan ekonomi di Provinsi Papua.

Menanggapi pertayaan tersebut JWW mengatakan, konsep dalam tagline Papua Cerdas itu sudah jelas, dalam pelaksanaan ekonomi kerakyatan ada beberapa poin yang disebutkan olehnya.

Hal yang pertama adalah prinsip keadilan dan demokrasi ekonomi dan kepedulian terhadap yang lemah tanpa membedakan suku, agama dan gender.

Kedua adalah keberpihakan perberdayan dan perlindungan terhadap UKM, petani dan nelayan akan mendapat prioritas serta penciptaan iklim usaha yang sehat dan akses pada permodalan, informasi pasar dan teknologi yang menggerakan ekonomi perdesaan termasuk daerah terpencil serta pemanfaat sumber daya alam secara transparan dan produktif.

“artinya begini, dana Otonomi Khusus yang dikeluarkan oleh pemerintah provinsi selama ini mengikat kita di daerah sehingga tidak bisa berbuat banyak untuk menggunakan dana Otsus. Jadi tadi kalau petahana menyampaikan bahwa semua kewenagan diberikan kepada Kabupaten/Kota. Tapi saya mau jujur bilang kalau Otsus itu tetap dikendalikan oleh pemerintah provinsi Papua di masa kepemimpinan beliau. Jadi sebenarnya kita di daerah ini dikebiri habis karena trend APBN itu terus meningkat dan dana Otsus yang diberikan pemerintah pusat juga meningkat” papar JWW.

Menyanggahi pernyataan tersebut, LE mangatakan, “luar biasa dia mau kelola dana sebesar itu tanpa ada kontrol dari pemerintah provinsi. Bupati tidak bisa menggunakan dana itu semaunya, itu tidak bisa karna sudah ada pentunjuk yang jelas dana itu digunakan untuk apa saja” kata LE.

Disebutkannya juga dana Otsus yang diberikan pemeritah provinsi Papua ke setiap kabupaten/kota itu dibagi untuk pendidikan dan kesehatan. “jadi penggunaan dana itu harus tetap diawasi pemerintah provinsi” tuturnya.

LE juga mengungkapkan banyak perubahan yang terjadi sejak begurlirnya dana Otsus di Provinsi Papua salah satunya adalah pemangunan infrasturuktur dibeberpa kabupaten telah terbantu.

Berikutnya, calon wakil gubernur Papua nomor urut 2, Habel Melkias Suwae (HMS) memberikan pertanyaan kepada pasangan LUKMEN tentang mengapa angka kemiskinan di Papua masih sangat tinggi.

Menjawab pertanyaan tersebut, LE menyebutkan bahwa memang Orang Asli Papua absolud dalam hal kemiskinan dan tidak ada orang di Papua yang ekonominya bagus.

“mungkin lima tahun bapak berdua jadipun tidak akan merubah hal itu. Jadi yang kalian bicara itu omong kosong semua. Kemiskinan absolud itu banyak faktornya apa itu apa dari Negara atau orang Papua itu sendiri atau kita dianiaya oleh sistem” ungkapnya.

Oleh karena itu pihaknya selalu mengajak seluruh orang Papua untuk bekerja keras, dan menggali potensi sumber daya aalam untuk memajukan kemandirian dan kesejahetraan bagi seluruh masyarakat Papua.

“hal itu harus tetap dilakukan. Kalau tidak orang Papua akan tetap miskin. Hutan kita itu jumlahnya besar tapi orang pencuri banyak. Oleh karena itu bapak berdua kalau jadi belum tentu bisa merubah hal tersebut” pungkas LE. [abe]